Dunia jurnalistik memang akan menjadi sesuatu yang menarik bagi sebagian orang. Termasuk, siswa MAN Kota Surabaya. khususnya mereka yang masuk dalam ekstrakurikuler jurnalistik.

Madrasah Aliyah Negeri Kota Surabaya adalah salah satu madrasah yang memberi peluang kepada siswanya untuk berkreasi di bidang jurnalistik. Oleh karena itu, untuk menimba ilmu kejurnalistikan kepada siswa madrasah sekaligus studi lapangan media massa, kemarin pada (15/6) MAN Kota Surabaya mengadakan pelatihan jurnalistik di gedung Graha Pena, kantor redaksi Jawa Pos, Jalan A Yani no 88 Surabaya.
Studi media massa yang dikemas dalam bentuk pelatihan jurnalistik di kantor redaksi Jawa Pos ini merupakan bentuk kerjasama nyata antara MAN Kota Surabaya dengan Jawa Pos sebagai media massa. Acara yang diikuti oleh sekitar 50 orang siswa dari kelompok ektrakrikuler jurnalistik ini ternyata mampu memberi warna tersendiri bagi siswa madrasah. Pelatihan yang didampingi oleh empat guru sebagai pendamping siswa ini cukup seru dan menyimpan makna besar bagi siswa. Talita, misalnya, sebagai ketua ekskul jurnalistik, dia merasa bahwa pelatihan yang dilaksanakan di Jawa Pos sangat menarik.
“Wah, asyik sekali sih belajar di Jawa Pos. Seru banget rasaya,” ungkap Talita, ketua ekskul jurnalistik yang saat ini duduk di kelas XI MIPA 6.
Materi yang disampaikan oleh Bapak Juneka, salah satu redaktur dari koran terbesar di Indonesia ini memang cukup menarik. Ia menyampaikan materi kejurnalistikan menggunakan bahasa ringan yang mudah dicerna. Prinsip-prinsip kejurnalistikan disampaikan juga dengan bahasa yang lugas yang bernuansa millenial. Tentu saja, hal ini sangat menarik bagi siswa.
“Ayo siapa yang ingin menjadi seorang jurnalist? Jadi jurnalist itu enak loh, kita bisa bertemu bermacam karakter manusia dengan berbagai tingkat sosial, “ kata Bapak Juneka, mengawali pembicaraan.
Tentunya, pernyataan redaktur Jawa Pos itu, disambut oleh para siswa dengan berbagai jawaban dan ide gagasan. Lalu, Bapak Juneka menunjukkan beberapa foto foto perjalanannya ke barbagai daerah di nusantara hingga ke korea. Ia juga menerangkan berbagai contoh berita, foto berita, dan semua yang berkaitan dengan ilmu kejurnalistikan dasar. Para siswa pun menyimak dengan antusias. Setelah menerima materi berupa teori, siswa melaksanakan praktek. Praktek wawancara dan menulis berita. Lalu, peserta pelatihan tersebut diarahkan untuk mengunjungi redaksi, studio televisi dan kantor berita.
“Lumayan aktif loh Bu, siswanya,” komentar Ibu Faal Fadiyah, anggota tim redaksi yang mendampingi Bapak Juneka.
Sementara itu, pembina ekstrakurikuler jurnalistik MAN Kota Surabaya mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan penguatan materi dasar kejurnalistikan kepada siswa. Pada bulan Ramadhan lalu, jurnalistik juga sudah mengadakan Pesantren Jurnalistik. “Memang, anak anak ini perlu penguatan dan ketajaman dalam memahami materi, di samping itu, pelaksanaan pelatihan di media secara langsung akan menjadi pengalaman berharga bagi anak anak, jelas Ibu Wiji Lailatul Jum ah, pembina ekstrakurikuler jurnalistik MAN Kota Surabaya. (humas MAN Kota Surabaya)
